Puisi-Puisi Ilham Wiji Pradana

Sastra187 Dilihat

BUKU DAN CITA – CITA ANAK 

: Nirwan Ahmad Arsuka

 

Kuda itu selalu meringkik pelan

demi menuju tempat

anak-anak yang akan lapar bacaan.

 

Kuda itu, Nir

selalu membawa kabar gembira

dan tawa anak-anak.

Nir, engkau selalu

menanyakan berapa buku

telah engkau lahab habis-habis.

& ucapanmu terakhir kepada anak-anak

“cita-citamu akan menjadi apa?”

 

Selamat Jalan Nir,

(2023)

 

 

DI SURAU; SUARA-SUARA MULAI TERDENGAR

Berjanji itu;

dilantunkan lantunkan dengan lirih.

Suara anak kecil melengking

& diikuti dengan suara

“Allahhuma Sholli Allaih”

Dan melanjutkan

“Mahalul Qiyam”

Semua orang berdiri, dan bershalawat.

(2023)

 

 

JAM DINDING

Kenapa jam itu berdetak?

Perlahan; angin

diam-diam mendesir.

Dan daun-

daun jatuh

tepat di atas nisanmu.

(2023)

 

 

TUBUH PUISI

Mungkin saya pernah menulis puisi

Satu, dua atau tiga kali. Kalau tidak salah.

 

Pertama; tentu itu tubuh saya.

Ke dua; ada dorongan batin

(untuk melakukan itu semua).

        Atau ruh yang harus segera diselesaikan.

(2023)

 

Ilham Wiji Pradana. Lahir dan berkarya di Pati, Jawa Tengah. Alumnus IAIN Kudus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed