SEGELAS TEH
Di musim kemarau
Kami (ayah & ibu)
menghabiskan
senja dengan ngobrol ringan.
Tentang tujuan hidup
Tentang menghilangkan rasa stres,
dan sedikit pegal.
Kami melihat langit
langit berwarna.
Kami membayangkan
“suatu ketika’’, dst.
Tanaman-tanaman kecil
di dekat kami ngobrol dihempas angin.
Kami membayangkan;
Jika tubuh kami serupa tanaman itu
Akan kah tumbang atau-kah stres?
(2023)
RUMAH IMPIAN
Sebuah tempat tinggal
adalah keinginan.
Bermimpi;
mempunyai rumah
tempat untuk istirahat,
bekerja dan membaca.
Yang biasa-biasa saja.
Ada sepasang pohon mangga
(kanan-kiri).
Tempat burung-burung kecil pulang.
Dan; banyak warna bunga kamboja
atau melati tempat makan serangga.
Tak lupa; sepasang tempat duduk
atau beberapa pasang.
yang nantinya untuk mempersilahkan
dan menjamu tamu.
(2023)
MENGEJA HURUF-HURUF HIJAIAH
Di depan masjid; bangunan baru.
Pukul 14.00, anak-anak tersenyum,
Bermain bersama temannya.
Tempat baru itu;
anak-anak bersuara lantang
atau nyaring dan serentak
mengucapkan alif, ba, ta, tsa, dst.
Semakin lantang mereka
mengeja huruf-huruf hijaiah.
Guru-pun tersenyum.
Hari telah senja.
(2023)
PENANTIAN
Dermaga begitu luas
Menampung segala beban.
Orang-orang pulang
bercerita pengalaman sedih dan bahagia.
(mereka lupa, mereka akan segera pulang)
Di dermaga-Mu;
sejenak merunduk dan berdoa.
Semoga dan tersemogakan.
“Amin”
(2023)
TUBUH I (satu)
Di dekat jendela
Membuka beberapa buku puisi,
Mencoba menulis. Kesulitan.
Dibuang, dibakar dan dihilangkan
dari kenyataan. Tak sanggup menulis.
Tubuh ini terlalu lelah. Istirahatlah.
(2023)
Ilham Wiji Pradana. Lahir dan berkarya di Pati, Jawa Tengah. Alumnus IAIN Kudus.