Puisi-Puisi Ilham Wiji Pradana

Sastra269 Dilihat

BUKU DAN CITA – CITA ANAK 

: Nirwan Ahmad Arsuka

 

Kuda itu selalu meringkik pelan

demi menuju tempat

anak-anak yang akan lapar bacaan.

 

Kuda itu, Nir

selalu membawa kabar gembira

dan tawa anak-anak.

Nir, engkau selalu

menanyakan berapa buku

telah engkau lahab habis-habis.

& ucapanmu terakhir kepada anak-anak

“cita-citamu akan menjadi apa?”

 

Selamat Jalan Nir,

(2023)

 

 

DI SURAU; SUARA-SUARA MULAI TERDENGAR

Berjanji itu;

dilantunkan lantunkan dengan lirih.

Suara anak kecil melengking

& diikuti dengan suara

“Allahhuma Sholli Allaih”

Dan melanjutkan

“Mahalul Qiyam”

Semua orang berdiri, dan bershalawat.

(2023)

 

 

JAM DINDING

Kenapa jam itu berdetak?

Perlahan; angin

diam-diam mendesir.

Dan daun-

daun jatuh

tepat di atas nisanmu.

(2023)

 

 

TUBUH PUISI

Mungkin saya pernah menulis puisi

Satu, dua atau tiga kali. Kalau tidak salah.

 

Pertama; tentu itu tubuh saya.

Ke dua; ada dorongan batin

(untuk melakukan itu semua).

        Atau ruh yang harus segera diselesaikan.

(2023)

 

Ilham Wiji Pradana. Lahir dan berkarya di Pati, Jawa Tengah. Alumnus IAIN Kudus.