KUDUS – Kampung Budaya Piji Wetan Kudus, sebuah desa yang dikenal dengan kekayaan budayanya, menyelenggarakan Workshop Manajemen Seni bersama Yayasan Biennale Yogyakarta pada Jumat (10/1/2025).
Agenda ini bertujuan untuk memberikan penguatan wawasan pengelolaan seni kepada para seniman muda di kampung tersebut.
Workshop yang diikuti oleh puluhan peserta ini diselenggarakan di Taman Sardi, Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Manager Residensi Yayasan Biennale Yogyakarta, Putri Harbie, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi untuk meningkatkan pengalaman seniman dalam mengelola kegiatan seni.
“Program ini, kami membagikan pengalaman dalam pengelolaan seni di komunitas supaya dapat mengalokasikan sumber daya yang lebih baik dan terencana,” ujar Putri Harbie.
Tidak hanya pembekalan materi terkait pengelolaan seni, para peserta juga diminta untuk membuat program dengan pendampingan mentor dari Biennale Jogja. Hal ini bertujuan untuk membekali para seniman muda di Kampung Budaya Piji Wetan yang akan mengadakan program residensi pada akhir Januari mendatang.
“Banyak yang berpikir bahwa seni itu mengalir dan tidak dikelola, padahal nyatanya perlu ada perencanaan dan pengelolaan yang matang supaya kegiatan seni lebih tertata,” tambah Putri Harbie.
Senada dengan Putri Harbie, Koordinator Lapangan Biennale Yogyakarta, Sekar Atika, menambahkan bahwa materi yang ditekankan kepada peserta mengarah pada perencanaan program produksi dan manajerial residensi.
“Produksi program lebih mengarah bagaimana mengkonsep acara yang akan diaplikasikan,” ungkap Sekar Atika.
Ia berharap, kegiatan ini dapat membekali peserta untuk mengaplikasikan rencana program residensi yang pada kegiatan dan pengalaman kerja-kerja seni di desa.
“Lebih intens ke manajerial dan pengelolaan program seni dan berbagi pengalaman di desa, seperti festival lima gunung, atau mengangkat seniman dan menyediakan ruang bagi mereka untuk berkesenian,” tambah Sekar Atika.
Koordinator Kampung Budaya Piji Wetan Kudus, Muchammad Zaini, menyatakan bahwa workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di KBPW dalam hal pengelolaan kegiatan seni.
“Kami belajar manajemen seni supaya ada pengembangan kapasitas, mempunyai mapping kegiatan yang jelas, terarah dan menghasilkan output yang lebih baik,” harapnya.
(red)