Jaladara Collectiva: Menghidupkan Tradisi Rewang melalui Seni Kontemporer

Kudus48 Dilihat

KUDUS – Pameran Folktarium Residensi Tapa Ngeli Muria yang berlangsung di Piji Wetan, Kabupaten Kudus, dari tanggal 21 hingga 27 April 2025, menampilkan karya-karya menarik dari 15 seniman individu dan kolektif se-Jawa Tengah dan DIY.

Salah satu yang mencuri perhatian adalah karya Jaladara Collectiva, sebuah kolektif seniman perempuan yang mengangkat tema peran perempuan dalam tradisi “rewang” di daerah tersebut.

Bertajuk “Pawon: Perigi di Balik Panggung Perayaan”, pameran ini menyoroti peran penting perempuan dalam rewang sebagai bentuk solidaritas, pengetahuan, dan pengambilan keputusan sosial.

Anis Machfudoh, salah satu seniman Jaladara, menjelaskan, pameran ini merupakan kelanjutan dari Residensi Tapa Ngeli yang diikuti pada akhir Januari 2025.

“Saat residensi, kami belajar banyak hal, terutama peran perempuan di Muria, khususnya di Piji Wetan. Tradisi rewang ibu-ibu Piji Wetan merupakan ruang kolektif penting. Melaluinya, pengetahuan diwariskan dengan solidaritas,” ujarnya.

Jaladara Collectiva menampilkan instalasi alat-alat dapur, yang biasanya berada di belakang, untuk ditampilkan di ruang publik.

“Rewang yang identik dengan dapur, area yang seringkali tak disorot, kini kita pamerkan. Berbagai perkakas dan aktivitas dapur kita tampilkan di depan umum,” jelasnya.

Selain instalasi, mereka juga membuat zine berisi cerita perempuan Piji Wetan dalam rewang, glosarium seputar dapur, dan visual rewang.

Puncaknya, pertunjukan interaktif antara Jaladara dan ibu-ibu Piji Wetan menampilkan kegiatan memasak, membuat dan menyeduh kopi, serta nginang – tradisi yang mulai ditinggalkan.

Pameran ini berhasil menyajikan perspektif baru tentang peran perempuan dalam menjaga dan melestarikan tradisi lokal.

(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *