PATI – Setelah mengadakan pameran akhir tahun, PAW Workshop Studio kembali membuat pameran yang tak kalah kreatif dibanding sebelumnya. Dengan nama NgabubuArt, pameran di bulan puasa yang akrab dengan acara ngabuburit ini membuat kegiatan menunggu berbuka puasa menjadi sesuatu yang unik.
Halaman Funtriv Coffee Hub di Jalan KH Ahmad Dahlan nomor 7B disulap menjadi tempat instalasi seni saat acara utama digelar, Sabtu (30/3/2024). Berbagai seni rupa dipajang di sana. Di salah satu sudut, tampak seorang seniman melukis sesuatu di atas kanvas. Selain itu, selama Sabtu dan Minggu kemarin juga mereka menggelar pameran seni rupa, talkshow dan live music yang dibalut dengan tema kekinian.
Hingga hari ini, Jumat (5/4/2024), ruangan Funtriv masih dipenuhi puluhan lukisan yang dipamerkan di dindingnya. Pagelaran lukisan ini tidak hanya memamerkan karya seniman dari kota Pati, Kudus, dan Jepara, tetapi juga menjadi wadah bagi penikmat seni yang tertarik membeli lukisan para artworker.
Fandy Putratama, panitia acara, menjelaskan, “Kegiatan ini diprakarsai oleh PAW Workshop Studio. Kami sering berkumpul dan tertarik dengan seni lukis, sehingga menggelar kegiatan bertema NgabubuArt. Ini memberikan warna berbeda untuk menunggu berbuka puasa.”
NgabubuArt menampilkan sedikitnya 40 karya seni lukis dari 40 seniman di Kabupaten Pati dan sekitarnya. Selain itu, acara ini juga menyuguhkan totebag workshop, live tattoo, live music, dan talkshow.
“Ada juga bedah buku. Seniman dari generasi Gen-Z hingga senior turut berpartisipasi. Bahkan seniman dari Kudus juga ikut serta. Mulai dari seniman jalanan hingga akademisi,” tambahnya.
NgabubuArt dibuka untuk umum selama satu minggu. Pihak penyelenggara memilih menggelar acara ini di kafe agar dapat menarik perhatian anak-anak muda untuk melihat pameran. Menurutnya, hanya segelintir golongan yang tertarik menikmati pameran bila digelar di gedung khusus.
Salah satu guru seni asal Kabupaten Pati, Indra menyambut baik gelaran pameran seni ini. Menurutnya, NgabubuArt memberikan wadah kepada pelukis pemula hingga senior untuk berkumpul bersama menghidupkan seni rupa di Bumi Mina Tani.
”Acara ini bagus sekali. Ada pembaharuan (pameran seni). (Jiwa) mudanya kelihatan. Menarik dan membuat semangat lagi untuk berkarya,” kata Guru Seni SMA PGRI Pati ini.
Ia pun berharap acara semacam ini terus diadakan secara rutin. Sehingga geliat dunia seni di Bumi Mina Tani terus hidup dan berkembang.
(Red)