KUDUS – Peringatan Hari Lahir ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) dan pelantikan Lembaga serta Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) PCNU Kudus Masa Khidmah 2024-2029 M berlangsung di Pondok Tahfidz Putri Yanbu’ul Quran 2 pada Senin (27/1/2025).
Bupati Kudus terpilih, Sam’ani Intakoris, turut hadir dan memberikan pesan penting dalam orasinya.
“Mari bersinergi dalam memajukan Kabupaten Kudus. PCNU Kudus memiliki peran penting dan dampak besar guna tercipta Kudus yang maslahah,” ujar Sam’ani.
Ketua Tanfidziyah PCNU Kudus, KH Asyrofi Masyitho, memberikan arahan terkait revitalisasi organisasi dan evaluasi program kerja agar lebih optimal ke depannya.
Sementara itu, Abud SB Runcing, Ketua Lesbumi terpilih, berharap Lesbumi Kudus dapat menjadi wadah bagi pegiat seni dan budaya di Kabupaten Kudus, khususnya warga Nahdliyin.
Muskercab Lesbumi Kudus yang dipimpin Abud SB Runcing menghasilkan rencana program kerja terbagi dalam lima devisi, masing-masing dengan program unggulan.
“Dari lima devisi tersebut memiliki program unggulan,” terang Abud.
Kelima devisi tersebut dan program unggulannya adalah:
Devisi Riset dan Pengembangan Seni Budaya dan Tradisi Desa: Menginventarisir cerita muasis desa dan peninggalan budaya dalam membangun desa (melalui buku, infografis media sosial, dan rilis media).
Devisi Seni Pertunjukan: Menggali dan mementaskan kesenian luhur yang pernah dijalankan para auliya di Kudus.
Devisi Sastra dan Dongeng Anak: Bekerja sama dengan lembaga pendidikan Ma’arif untuk memberikan pengetahuan dasar tentang pentingnya berkarya dan meneladani karya leluhur kepada generasi muda.
Devisi Seni Rupa: Mengelola pameran seni rupa Lesbumi Kudus.
Devisi Komunikasi dan Media Digital: Mengelola seluruh basis informasi media sosial.
Abud berharap program-program unggulan tersebut mampu melahirkan generasi muda yang melestarikan kearifan budaya para pendahulu, khususnya warisan luhur para wali dan kyai di Kudus.
“Dengan program unggulan yang sudah dirumuskan, semoga mampu melahirkan generasi muda yang mengenal dan mau melestarikan kearifan budaya para pendahulu, terlebih warisan luhur para wali dan kyai di Kudus,” pungkasnya.
(red)