PATI – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kabupaten Pati mempertanyakan transparansi pelaksanaan rekrutmen perangkat desa yang dinilai penuh kejanggalan.
Ketua HMI Cabang Persiapan Pati, Arif, menyatakan keprihatinan atas kemunduran metode tes pengetahuan dari Computer Asisten Test (CAT) ke Lembar Jawab Komputer (LJK).
“Padahal sebelumnya sudah menggunakan CAT, kok malah mundur jadi LJK. Meskipun kampus yang digandeng kabarnya adalah UI, tapi menurut kami ini terjadi kemunduran,” ujar dia pada Kamis (24/10/2024).
Arif juga menyoroti jeda waktu tiga hari antara pelaksanaan tes dan pengumuman hasil. Ia menilai hal ini rawan terjadi kecurangan.
“Ada jeda waktu 3 hari. Di sinilah indikasi celah main-mainnya,” tegasnya.
HMI Pati mencurigai adanya potensi ‘main belakang’ dalam proses rekrutmen ini. Arif mengemukakan beberapa kemungkinan alasan di balik perubahan metode tes:
Keterbatasan calon peserta: Calon perangkat desa mungkin memiliki intelektualitas yang buruk, sehingga tidak mampu menggunakan komputer.
Kemudahan manipulasi: Metode konvensional lebih memungkinkan oknum nakal untuk melakukan kecurangan.
Jual beli jabatan: Ada kemungkinan adanya kepentingan terselubung di balik perubahan metode tes.
Selain itu, HMI Pati juga curiga bahwa rekrutmen ini terkesan dipaksakan dan terburu-buru.
“Apakah memang dipaksakan seperti itu, atau karena suasana Pilkada, bisa jadi pengalihan,” katanya.
“Mungkin itu pikiran negatif kami. Tapi sebuah kebenaran lahir karena kecurigaan dan ilmu ditemukan karena rasa ingin tahu manusia,” pungkasnya.
(red)