KUDUS – Tradisi Dandangan yang akan kembali digelar pada 19-28 Februari 2025 mendapat perhatian serius dari DPRD Kabupaten Kudus.
Anggota Komisi B DPRD Kudus, Budiyono, S.Sos., menyatakan dukungan penuh terhadap event tahunan ini, namun juga menyoroti pentingnya pengelolaan yang profesional, dampak ekonomi yang optimal, dan pengembangan promosi berbasis digital untuk menarik lebih banyak wisatawan.
Budiyono menekankan bahwa Dandangan bukan hanya sekadar tradisi budaya, melainkan juga momentum strategis untuk meningkatkan perekonomian lokal, khususnya bagi pelaku UMKM.
“Kami di DPRD melihat Dandangan sebagai momentum strategis untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan memperkenalkan produk unggulan Kudus. Oleh karena itu, perlu ada pengelolaan yang lebih profesional agar dampaknya semakin optimal,” ujarnya.
Ia menyoroti beberapa aspek krusial, termasuk perencanaan matang dalam pengaturan lapak pedagang, distribusi fasilitas umum, infrastruktur pendukung seperti penerangan dan kebersihan, serta transparansi pengelolaan retribusi.
“Kami apresiasi langkah Dinas Perdagangan yang menggandeng pihak ketiga untuk memastikan ketersediaan listrik dan penerangan. Namun, penting juga memastikan sistem pengelolaan sampah berjalan efektif agar tidak menimbulkan permasalahan lingkungan,” tambah Budiyono.
Retribusi sebesar Rp 204.000 per lapak, menurutnya, harus dikelola secara transparan dan digunakan untuk kepentingan pedagang serta kelangsungan acara.
“DPRD akan mengawal agar retribusi ini tidak hanya menjadi pungutan semata, tetapi benar-benar dikembalikan dalam bentuk fasilitas yang memadai bagi para pedagang,” tegasnya.
Keamanan dan kenyamanan pengunjung juga menjadi perhatian utama. Budiyono menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah daerah, kepolisian, dan instansi terkait untuk memastikan keamanan selama acara berlangsung, mengingat Dandangan akan menarik banyak wisatawan dari berbagai daerah.
“Oleh karena itu, koordinasi antara pemerintah daerah, kepolisian, dan instansi terkait harus diperkuat guna memastikan keamanan selama acara berlangsung,” ujarnya.
Untuk menarik lebih banyak wisatawan, Budiyono mendorong optimalisasi promosi digital melalui media sosial, website resmi, dan platform pariwisata.
“Pemerintah daerah perlu memanfaatkan media digital untuk mempromosikan Dandangan secara lebih luas. Bisa melalui konten kreatif seperti video dokumenter, live streaming event, atau kolaborasi dengan influencer lokal agar gaungnya lebih besar,” sarannya.
Ia juga mengusulkan tema yang lebih menarik dan relevan, misalnya “Dandangan Warisan Budaya dalam Sentuhan Modern,” untuk menarik minat generasi muda.
Budiyono juga menyoroti pentingnya kualitas fasilitas umum seperti tempat duduk, parkir, dan toilet yang memadai untuk kenyamanan pengunjung.
“Pengunjung akan merasa nyaman jika ada parkiran yang luas, toilet yang bersih, serta tempat istirahat yang layak,” katanya.
Keamanan juga ditekankan sebagai aspek paling penting, dengan penempatan petugas keamanan di titik-titik strategis untuk mencegah kejadian yang mengganggu kenyamanan, seperti pencopetan atau kemacetan parah.
“Jangan sampai ada kejadian yang mengganggu kenyamanan pengunjung, seperti pencopetan atau kemacetan parah. Harus ada petugas keamanan yang standby di titik-titik strategis agar acara bisa berjalan lancar dan aman,” pungkasnya.
(red)