KUDUS – Rumah Sakit Aisyiyah Kudus bersama dengan Tim Mentari Clubfoot Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah merayakan Hari Kaki Pengkor Sedunia Clubfoot Day atau Hari Kaki Pengkor Sedunia.
Hal itu merupakan perayaan internasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang kondisi kaki pengkor yang dialami oleh anak-anak.
Dengan tema mari peduli sesama untuk langkah yang seimbang, acara ini menyoroti pentingnya kesadaran dan penanganan dini terhadap kelainan bawaan lahir. Diketahui, kaki pengkor adalah kondisi kaki yang menekuk akibat jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang berukuran lebih pendek dari biasanya.
Dr. Indah Rosiana selaku Direktur RS Aisyiyah Kudus, usai acara peringatan menyatakan bahwa peringatan ini seharusnya setiap tanggal 3 Juni. Namun karena padatnya agenda Milad RSA ke 45 sehingga peringatannya baru digelar hari ini.
“Jadi ini salah satu program MPKU PP, salah satunya adalah Mentari Clubfoot, disini membantu pelayanan pasien pasien yang memiliki kaki pengkor dan didaulat rumah sakit Aisyah Kudus ini memiliki tingkat kesuksesan cukup tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Karena memiliki jumlah peserta tertinggi se-Jateng dan DIY yakni 11 pasien dengan rentang usia 2 hari hingga 4 tahun,” kata Indah, kemarin.
Artinya, dengan pasien yang banyak dengan tingkat kesuksesan tinggi, karena pasien-pasien itu membutuhkan maintenance yang cukup lama. Sehingga perlu dukungan orang tua, lingkungan, bahkan nakes terutama dokter ortopedinya maupun dari rumah sakit yang terus memfollow up.
“Mereka akan terus memantau apakah pasien memang benar memakai sepatu khusus atau brace bantuan dari Mentari Clubfoot itu,” tambahnya.
Dalam kegiatan perayaan clubfoot day ini, pihaknya mengundang beberapa Rumah Sakit Muhammadiyah Aisyiyah (RSMA) sekitar seperti SMA Rumah Sakit Sarkies, RS PKU Mayong, RS PKU Jepara, RS PKU Demak, RS Fastabiq Pati dan beberapa UPT dan UPTD Puskesmas.
“Harapannya ikut mencarikan atau sasaran yang tepat untuk adik-adik yang usianya sudah sesuai dengan tatalaksana kaki bengkok, sehingga deteksi lebih dini dan prosesnya akan lebih baik. Rumah Sakit ‘Aisyiyah Kudus berkomitmen dengan sungguh-sungguh dalam melayani tatalaksana pelayanan pasien dengan kaki pengkor dari mulai proses pendaftaran sampai dengan pasien dinyatakan selesai pengobatan secara gratis,” kata dia.
Ia juga menekankan peran rumah sakit dalam mensukseskan Program Pemerintah “Indonesia Emas 2045” dengan cara mewujudkan anak-anak yang sehat untuk membangun perubahan di masa depan.
Pelayanan di RS Aisyiyah Kudus untuk pasien clubfoot meliputi berbagai langkah yang memastikan setiap pasien mendapatkan perawatan yang optimal. Proses pengobatan dengan Metode Ponseti dimulai dari usia 0 hingga 4 tahun dan melibatkan pemasangan gips, operasi reparasi tendon, dan pemasangan brace.
“Layanan yang diberikan termasuk bagi pasien di luar Kudus yang dapat dirujuk dari daerah seperti Pati, Jepara, Demak, dan Grobogan,” pungkasnya.
(Ahmd)