Produk Mangrove Inovatif dan Olahan Jambu Jadi Primadona di Festival UMKM Demak

DEMAK – Festival UMKM yang digelar di Kabupaten Demak menjadi ajang promosi beragam produk lokal unggulan. Salah satunya adalah stan Himpunan Pengusaha KAHMI (HIPKA) Demak yang membawa berbagai produk khas dari pesisir hingga pedalaman, termasuk olahan mangrove yang menarik perhatian pengunjung.

‎Ketua HIPKA Demak, Sodiq, menjelaskan bahwa produk mangrove menjadi salah satu daya tarik utama di pameran ini.

‎“Mangrove itu kan tumbuh di pinggir pantai. Kami olah menjadi sirup dan keripik. Ini unik karena tidak banyak orang tahu bahwa mangrove bisa diolah menjadi makanan dan minuman yang lezat,” ujarnya, belum lama ini.

‎Selain mangrove, HIPKA juga memamerkan berbagai olahan khas Demak, seperti manisan jambu, sirup jambu merah, sirup belimbing, serta jenang berbahan dasar buah lokal. Produk-produk ini dikemas dengan rapi dan siap bersaing di pasar

‎Dari wilayah Mranggen, HIPKA membawa aneka keripik seperti keripik kacang tanah, kedelai, kacang kolong, dan kacang hijau. Ada pula sale pisang dari Wonosalam yang tak kalah diminati.

‎Menurutnya, hampir seluruh pengurus HIPKA yang berjumlah 32 orang adalah pelaku usaha, meski jenis usahanya beragam mulai dari jasa transportasi, pariwisata, hingga produk UMKM.

‎Produk-produk makanan ini, kata Sodiq, menjadi favorit pengunjung. Dan mereka, kebanyakan penasaran dengan keripik mangrove dan manisan jambu karena unik.

‎”Mangrove identik dengan tanaman pantai, tapi ternyata bisa diolah menjadi panganan lezat dan sehat. Begitu juga jambu, biasanya dimakan langsung, tapi di sini diolah jadi manisan atau sirup,” jelasnya.

‎Untuk harga, HIPKA menawarkan produk dengan kisaran terjangkau. Keripik mangrove kemasan kecil dibanderol Rp7.500, ukuran besar Rp12.500, stik mangrove Rp7.500, dan sirup mangrove Rp25.000. Ladu Demak dijual Rp20.000, manisan jambu Rp30.000, sedangkan sirup jambu atau belimbing dibanderol Rp18.000.

‎Dalam pemasaran, produk HIPKA sudah merambah pasar tradisional di wilayah Semarang, perbatasan Demak, serta sejumlah toko di Sayung. Meski begitu, produk mangrove masih relatif baru dan lebih banyak dikenal di lokasi wisata religi seperti Makam Sunan Kalijaga.

‎”Kalau untuk saat ini, pengiriman produk masih terbatas di wilayah Demak,” katanya.

‎Sodiq berharap keikutsertaan HIPKA dalam festival ini dapat menjadi batu loncatan bagi pelaku UMKM untuk naik kelas.

‎“Mudah-mudahan dari pameran ini produk kami semakin dikenal, permintaan meningkat, dan pasar semakin luas. Kami ingin menunjukkan bahwa produk lokal Demak punya potensi besar,” ujarnya.

‎Ia juga berharap festival UMKM di tahun-tahun mendatang dapat digelar lebih meriah dengan partisipasi yang lebih luas.

‎“Semoga makin banyak pengunjung dan semakin banyak pelaku UMKM yang bergabung, sehingga ekonomi lokal bisa tumbuh bersama,” pungkasnya.

(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *