Pentas Intim Maestro Kentrung Pati, Ki Djaswadi, Dorong Pelestarian Seni Tradisional

Pati117 Dilihat

PATI – Lebih dari 400 warga lintas usia hadir dalam pentas intim maestro kentrung Pati, Ki Djaswadi, yang digelar di Kencana Resto & Garden, Desa Pekalongan, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, Sabtu (26/10/24).

Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) yang saat ini memasuki fase “rawat”.

Kurator Mitra PKN, Rama Thahara, menjelaskan bahwa fase “rawat” ini merupakan tahap persiapan untuk puncak acara PKN yang akan berlangsung pada tahun 2025.

“Pentas ini adalah pemanasan, diharapkan dari fase ini kesenian tradisional kita bisa tumbuh dan berkembang,” ungkapnya.

Rama menambahkan, dalam fase “rawat” ini, terdapat lima Hub seniman yang meliputi Jawa, Sumatera, Sulawesi, NTT dan NTB, serta Kalimantan. Puluhan seniman dan kolektif saat ini sedang melakukan residensi untuk saling bertukar praktik kesenian dan belajar dari para maestro seni tradisi. Di Pati, seniman residensi yang terlibat adalah Kolektif Resdon (Bogor), Wayang Suket Indonesia (Tuban), dan seorang produser dari Kampung Budaya Piji Wetan (Kudus).

“Di Jawa, kami memilih seni kentrung sebagai objek dan subjek yang akan digarap dan dikolaborasikan untuk menciptakan bentuk baru,” imbuhnya.

Rama mengungkapkan bahwa Ki Djaswadi merupakan maestro yang patut diteladani.

“Beliau adalah seniman multitalenta dan multidisiplin, yang sangat jarang ditemukan di kalangan seniman saat ini,” jelasnya.

“Kami berterima kasih karena beliau berkenan menerima kami selama empat belas hari untuk belajar di sini,” lanjut dia.

Kepala Desa Pekalongan, Ukhwatur Roi, merasa bangga dan bersyukur atas kehadiran maestro seperti Ki Djaswadi di desanya. Ia berharap keteladanan Ki Djaswadi dapat menginspirasi semua yang hadir untuk menjadikan seni sebagai pembentuk budi pekerti yang luhur.

“Melihat pementasan Mbah Djaswadi ini ibarat kita muthola’ah kitab. Setiap hari kita melihatnya tidak bosan, karena selalu ada pelajaran dan keteladanan yang muncul dari tutur maupun perilakunya,” katanya.

(Red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *