Pameran Lukisan Islam Nusantara di Kudus Dorong Pelestarian Budaya

Kudus7 Dilihat

KUDUS – Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah menggelar pameran lukisan Islam Nusantara di Pendopo Kabupaten Kudus pada Jumat (18/10/2024).

Pameran ini menampilkan puluhan lukisan dan kaligrafi, bertujuan untuk memperkenalkan dan menghargai kekayaan seni dan tradisi di Indonesia.

Wakil Ketua LESBUMI PWNU Jawa Tengah, Abdul Chamim, menekankan pentingnya menghargai budaya sendiri untuk menjaga kelestarian peradaban Nusantara.

“Siapa yang tidak menghargai budayanya sendiri, maka dia akan lenyap dari muka bumi,” ujar dia.

Chamim ingin, lewat pameran lukisan ini dapat meneguhkan peradaban Nusantara yang kaya budaya. Menurutnya, jika tidak ada yang mau melestarikan budaya, maka kearifan tersebut dapat tergerus oleh zaman

“Kita sebagai bangsa yang berkarakter, tidak boleh hanya terbawa arus, mengikuti perkembangan dunia pop yang semakin hari semakin kehilangan nilai-nilainya. Budaya populer harus ada nilainya untuk manusia,” terangnya.

Sebanyak 18 seniman lukis se-Jawa Tengah ikut berkontribusi dalam pameran yang berlangsung hingga 20 Oktober 2024 ini.

Dalam pembukaan yang diikuti perwakilan Kemendikbudristek RI ini, diharapkan ada sumbangsih pikiran, pemahaman serta prilaku dan sikap untuk meneguhkan peradaban Nusantara supaya tetap lestari.

“Mari berkumpul membincangkan ide dan gagasan, supaya pameran ini tetap guyub dan membuncah, terlebih Kudus juga mempunyai banyak tradisi dan budaya yang diwariskan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus, Mutrikah turut mengapresiasi pameran lukisan yang dihelat di Pendopo Kudus.

Menurutnya, semangat tinggi para seniman ini perlu diteruskan oleh para generasi muda, khusunya pecinta seni dan tradisi di Kabupaten Kudus.

“Kudus juga punya Lesbumi, seniman-seniman lokal yang karyanya sudah sampai nasional, ini perlu dilestarikan supaya bisa memantik masyarakat luar berkunjung ke Kudus,” kata Tika, sapaan akrabnya.

Lebih lanjut, kekayaan tradisi dan budaya, menurut Tika juga dapat menjadi bagian untuk mempromosikan potensi desa. Sehingga, ada multiplayer effect yang berdampak ke peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

“Memanfaatkan jalur seni tradisi sebagai media promosi wisata di Kudus, supaya lebih banyak orang tertarik datang ke Kota Kretek tercinta ini,” pungkasnya.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *