Omah Dongeng Marwah Garap Film Pendek Sejarah Kretek, Libatkan Lintas Generasi

Kudus235 Dilihat

KUDUS – Omah Dongeng Marwah (ODM), sebuah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kudus, kembali menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian budaya melalui produksi film pendek bertema kretek.

Film yang mengangkat kisah Djamhari, penemu kretek dari Kudus, ini menjadi bukti nyata semangat kebersamaan lintas generasi antara alumni dan siswa ODM. Proses syuting yang berlangsung sepanjang Mei 2025 melibatkan berbagai lokasi di Kudus.

“Anak-anak ODM memang berprestasi, tapi yang membuat proses film ini bisa terwujud adalah karena solidaritas yang tinggi antara alumni dan siswa saat ini,” ungkap Ervina Dwi Styaningrum, alumni ODM dan sutradara film tersebut, yang kini berkuliah di ISI Solo, merasakan semangat kolaborasi yang kuat.

Hal senada diungkapkan Gavrilla Aryasatya Kenzie, mahasiswa IKJ yang sejak SMA aktif di perfilman ODM.

“Kayak ada magisnya gitu. Begitu dikabari Kak Vina, langsung semangat buat ikut produksi film bareng,” ujarnya.

Radian Pasha Bimantara, siswa ODM yang bercita-cita kuliah di jurusan Film dan Televisi (FTV) atau Desain Komunikasi Visual (DKV), menekankan pentingnya kerja tim.

“Ketika buat film ini kita ada jobdesk masing-masing, jadi ketika produksi dimulai bisa efektif,” jelasnya.

Kepala PKBM ODM, Edy Supratno, mengapresiasi keterlibatan para alumni yang datang dari berbagai kota seperti Jakarta, Semarang, dan Solo.

“Bagi saya, proses pembuatan film ini adalah satu bukti tentang solidaritas sebuah komunitas. Nilai-nilai solidaritas itu tampak dari keterpanggilan alumni ODM,” ujarnya.

Proyek ini juga melibatkan Forum OSIS Kudus, menjadikannya kolaborasi seni, edukasi, dan budaya.

Film ini akan diikutsertakan dalam Festival Film Folklore 2025 di Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW), yang mengangkat tiga tema utama: cerita dari wilayah Muria, kehidupan santri, dan budaya kretek.

Festival ini bertujuan mendorong sineas muda mengeksplorasi nilai-nilai lokal dan membangun kesadaran akan pentingnya merawat cerita rakyat sebagai sumber inspirasi dan identitas budaya.

Diharapkan film ini tidak hanya menarik secara estetis, tetapi juga menghidupkan kembali ingatan publik terhadap warisan budaya bernilai.

(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *