Tuturmedia.com, Pati – Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya, etnis, dan agama. Salah satu aspek penting dalam kehidupan beragama di Indonesia adalah semangat toleransi dan moderasi.
Salah satunya Desa Jrahi dan Desa Giling, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, bertempat di wihara Desa Jrahi telah diresmikan dan ditetapkan Kampung Moderasi Beragama, pada Rabu (26/072023).
Dua Desa Yang dipilih langsung Kementerian Agama (Kemenag) Jawa tengah dan Kemenag Pati yang dihadiri PLT Ketua Kemenag Kabupaten Pati H. Ahmad Syaiku, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pati H.Abdul Karim, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pati H. Akh Choiron, Camat Gunungwungkal Febes Mulyono, Kapolsek Gunungwungkal AKP Subadi, Danramil Gunungwungkal 014 Letda Inf.Sumijan, Kepala Desa Jrahi Miko Adi Setiawan, Kepala Desa Giling Sutrimo, Perwakilan FKUB Kecamatan Gunungwungkal dan tamu undangan.
Miko Adi Setiawan, Kepala Desa Jrahi menjelaskan, acara Kampung Moderasi Beragama adalah salah satu contoh nyata bagaimana masyarakat Indonesia mampu hidup berdampingan dalam harmoni meskipun memiliki perbedaan keyakinan agama.
Moderasi beragama sebagai contoh model toleransi dan moderasi dalam bermasyarakat yang ada di Desa Jrahi dan Desa Giling.
“Kampung Moderasi Beragama adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah lingkungan masyarakat yang memiliki komposisi warga yang beragam agama, namun tetap hidup berdampingan dengan damai dan rukun. Konsep ini telah menjadi contoh bagi banyak masyarakat di Indonesia tentang pentingnya menghargai perbedaan dan menciptakan suasana harmonis di tengah keberagaman,” ungkapnya.
Lanjut dia, salah satu kunci utama dari keberhasilan Kampung Moderasi Beragama adalah adanya sikap toleransi antarumat beragama.
Masyarakat di kampung ini saling menghormati dan menghargai keyakinan agama yang dianut oleh sesama warga. Mereka memahami bahwa keberagaman agama adalah anugerah dan kekayaan yang harus dijaga bersama.
“Desa Jrahi dan Desa Giling, menunjukkan bagaimana interaksi sosial yang harmonis dapat tercipta di tengah-tengah perbedaan agama. Warga kampung saling berkomunikasi, berinteraksi, dan bahkan merayakan perayaan keagamaan bersama-sama. Hal ini membantu memperkuat ikatan sosial di antara warga, sehingga muncul rasa kebersamaan dan persatuan,” imbuhnya.
Kampung Moderasi Beragama adalah contoh nyata tentang bagaimana masyarakat Indonesia mampu hidup berdampingan dengan damai meskipun memiliki perbedaan agama.
Dengan semangat toleransi, interaksi sosial yang harmonis, kegiatan bersama untuk semua, pendidikan toleransi sejak dini, dan peran pemimpin masyarakat yang kuat.
Kampung ini menjadi model bagi komunitas lain untuk mengadopsi nilai-nilai moderasi beragama.
“Semoga dengan adanya Launching Kampung Moderasi Beragama, semangat ini terus diperkuat dan menjadi contoh inspiratif bagi bangsa Indonesia ke depannya, Saya sangat-sangat berterima kasih kepada seluruh Dinas-dinas terkait yang telah hadir dalam acara ini,” pungkasnya.
(Red)