KUDUS – Sebanyak 200 peserta yang terdiri dari pelajar, pengurus OSIS, mahasiswa, dan pemuda di Kabupaten Kudus mengikuti seminar bertajuk Agama, Radikalisme, dan Terorisme pada Senin malam (30/12/2024). Acara tersebut digelar di Aula Kantor DPD Partai Golkar Kudus.
Seminar ini digelar oleh DPC Aliansi Nusantara Kabupaten Kudus sebagai upaya pertama mereka dalam meningkatkan wawasan kebangsaan masyarakat. Khususnya untuk generasi muda, terkait dengan bahaya radikalisasi.
Ketua DPC Aliansi Nusantara Kabupaten Kudus, Syaikhul Anwar mengungkapkan bahwa seminar ini diadakan dengan tujuan untuk menangkal penyebaran paham radikal di kalangan pelajar. Serta di kalangan pemuda yang dianggap rentan terpengaruh oleh ideologi ekstrem.
“Tema ini kami pilih karena untuk mencegah masuknya paham radikal yang dapat mengarah pada terorisme, terutama di kalangan pelajar dan pemuda yang sering kali menjadi sasaran kelompok-kelompok tersebut,” ujarnya.
Acara ini menghadirkan tiga pembicara utama yang memiliki kompetensi di bidangnya. Pemateri pertama, Khusnul Mudhom, MH, yang juga Ketua DPD Aliansi Nusantara Provinsi Jawa Tengah, memberikan penjelasan tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah ancaman radikalisasi.
Kemudian Edy Cahyono, seorang akademisi dari perguruan tinggi negeri, membahas dampak radikalisasi pada generasi muda dan cara-cara mencegahnya melalui pendidikan dan kesadaran beragama yang moderat. Sedangkan Sukarjono, seorang pengamat sosial-politik di Kabupaten Kudus.
“Kalau untuk Sukarjono memberikan pandangan tentang pengaruh radikalisme terhadap kehidupan sosial dan politik lokal,” bebernya.
Diketahui, radikalisasi sendiri merujuk pada proses perubahan pola pikir seseorang menuju pemahaman yang lebih ekstrem dan radikal. Yang mana sering kali dihubungkan dengan ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan.
Sementara di Indonesia, fenomena ini sangat berbahaya karena dapat mengarah pada terorisme dan tindakan kekerasan.
Penyebaran paham radikal ini umumnya dilakukan melalui berbagai saluran, seperti media sosial, kelompok-kelompok tertentu, serta melalui pengajaran yang salah tentang agama.
Seminar ini juga menjadi platform bagi peserta untuk bertukar pikiran dan berbagi informasi terkait langkah-langkah konkret dalam menangkal penyebaran radikalisasi, yang dinilai semakin mengancam keamanan dan kedamaian.
“Semoga melalui kegiatan ini, masyarakat Kudus semakin waspada dan memiliki pemahaman yang lebih baik dalam menghadapi tantangan globalisasi dan ancaman radikalisasi,” pungkasnya.
(red)