Ratusan Warga Kecamatan Bae Terima Cuan Jutaan Rupiah

Kudus372 Dilihat

KUDUS – Pengelolaan sampah anorganik dengan sistem tabungan bank sampah, berhasil membentuk gotong royong masyarakat Desa Bae, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus terkait pengelolaan sampah secara berkelanjutan.

Melalui tabungan sampah Tunjung Seto Desa Bae, 191 warga tidak hanya menyetorkan sampah secara cuma-cuma, akan tetapi mereka menerima tabungan setiap tahunnya.

Pada tahun ini, total besaran uang yang diterimakan kepada nasabah senilai Rp 27.435.500. Dengan rincian sampah jenis atom seberat 6,4 ton, kardus 5,2 ton, kertas 4 ton, plastik 2,3 ton, besi 1,4 ton, botol 1,4 ton lain-lain 1, 3 ton dan jelantah 579 kg.

Ketua Karang Taruna, Muhammad Anshori menjelaskan, Program tabungan bank sampah ini dimulai sejak 2016 lalu dengan jumlah nasabah sebanyak 191 orang warga Desa Bae sekitar. Sampah yang dapat ditukar menjadi tabungan tersebut cukup beragam mulai dari sampah plastik, kaca, logam, minyak jelantah, besi, kertas hingga sampah elektronik.

“Sistem tabungan ini merupakan cara untuk menarik masyarakat agar bersama- sama ikut mengelola sampah mereka. Dengan adanya feedback yang mereka terima bisa menciptakan semangat untuk mengumpulkan sampah sebanyak mungkin,” jelasnya di sela-sela acara pada Minggu kemarin.

Anshori menambahkan, nasabah yang terdiri dari masyarakat Desa Bae dan sekitarnya ini menyetorkan sampahnya sebulan sekali. Masing-masing dari mereka juga dibekali buku tabungan agar memiliki catatan pendapatan di setiap ia setor.

“Satu orang dengan satu tabungan sesuai dengan berat sampah yang disetorkan. Ada yang 10 kilo ada yang cuma sekilo, angka nya bervarian,” imbuhnya.

Adapun waktu pembagian tabungan memang selalu didekatkan dengan momen Hari Raya. Sehingga nasabah bisa merasakan mendapat Tunjangan Hari Raya (THR).

“Ini sudah menjadi tahun ke sembilan, masyarakat menerim tabungan. Untuk memeriahkan momen, kita juga sediakan doorprize,” katanya.

Hingga saat ini, Bank Sampah Tunjung Seto menjadi jujukan beberapa desa untuk turut bermitra. Misalnya Desa Burikan, Desa Kaliputu, Desa Getasserabi dan Glantengan. Ke depan, imbuh Anshori, ia dan tim menargetkan dibentuknya TPS3R untuk memaksimalkan pengelolaan sampah.

“Rencananya dapat anggarannya di tahun ini, semoga di realisasikan. Dan kami pun berharap kegiatan semacam ini bisa berlanjut untuk terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat,” harapnya.

Sementara itu, Warga Desa Bae, Muhammad Abdul Rosyid, mengungkapkan rasa senangnya bisa menjadi nasabah dengan penerima tabungan terbanyak yaitu Rp 2.300.000. la juga mendapat apresiasi berupa bingkisan atas semangatnya dalam mengumpulkan sampah.

“Ini semacam THR dan tentunya tabungan ini menjadi semangat saya dan keluarga dalam mengumpulkan sampah. Karena ternyata asyik juga jika sampah bisa dijadikan sumber salah satu penghasilan,” pungkasnya.

(Ahmd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *