GROBOGAN – Konfercab VII Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor) Grobogan 2025 yang digelar di gedung Riptaloka menghasilkan polemik.
Pemilihan ketua PC GP Ansor periode 2025-2029, yang diikuti dua kader, Rinduwan dan Harsono, berujung pada terpilihnya Harsono secara aklamasi berdasarkan rekomendasi pimpinan pusat (PP) GP Ansor.
Acara dihadiri perwakilan PP GP Ansor, Bambang Tri Anggono dan Timbul Pasaribu, serta perwakilan pengurus wilayah (PW) GP Ansor, Tsalis Syaifudin.
Proses konfercab sempat mengalami deadlock selama 45 menit. Ketua terpilih, Harsono, menyatakan amanah ini berat dan membutuhkan bantuan seluruh pengurus untuk menjalankan kepengurusan dengan baik.
“Kita perlu bergandengan tangan untuk menjalankan organisasi dengan baik,” ujarnya.
Harsono menuturkan beberapa program kerjanya, yang fokus pada kemandirian anggota untuk mendukung program ketahanan pangan pemerintah.
“Kami telah menghubungi dinas pertanian dan juga dinas peternakan dan perikanan untuk membahas program ini,” tambahnya.
Namun, tim pemenangan Rinduwan mengajukan sanggahan resmi tertanggal 22 April 2025 kepada PW dan PP GP Ansor, mempertanyakan keabsahan konfercab.
Sanggahan tersebut menyoroti empat poin pelanggaran tata tertib (tatib): penyalahgunaan wewenang dalam Rakercab, ketidaktransparanan pendaftaran bakal calon, pelanggaran hak suara peserta, dan netralitas panitia yang dipertanyakan.

Rinduwan menyampaikan permohonan maaf kepada kader atas ketidakmampuannya mengawal suara mereka.
Ia menyayangkan polemik yang terjadi, yang menurutnya melanggar tatib penyelenggaraan konfercab dan Peraturan Organisasi Nomor Tiga.
“Saya dipaksa mufakat tanpa musyawarah, ini sangat mencederai peraturan organisasi,” tegasnya.
Ia menjelaskan mekanisme pemilihan ketua PC GP Ansor dalam Peraturan Organisasi Nomor Tiga, mulai dari musyawarah mufakat hingga pemilihan langsung/tak langsung.
Rinduwan juga mengaku dipaksa perwakilan PP dan PW GP Ansor untuk bernegosiasi agar mundur.
“Ketika saya disuruh menandatangani berita acara, saya kabur karena di situ sudah tidak fair lagi,” tegasnya.
Ia menyatakan ketua PC terpilih ditetapkan setelah ia meninggalkan forum negosiasi, dan merasa dicurangi sejak awal penetapan hingga saat ini.
“Dengan ini saya sebagai calon ketua sah merasa dicurangi dari awal penetapan sampai hari ini,” pungkasnya.
(red)