SEMARANG – Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Jawa Tengah-DIY melakukan audiensi dengan PT Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah IV di Semarang.
Audiensi ini bertujuan untuk menjalin sinergi dan memperkuat hubungan antara mahasiswa dan dunia industri energi nasional. Ketua Umum BADKO HMI Jateng-DIY, Wiradrana Wasistha, beserta jajaran pengurus, bertemu dengan perwakilan PT Pertamina RJBT IV.
Dalam pertemuan tersebut, HMI menyampaikan berbagai permasalahan dan rekomendasi terkait pembangunan ketahanan energi nasional.
Wiradrana Wasistha berharap kerjasama ini dapat menjadi langkah awal untuk program pengembangan sumber daya manusia, khususnya di bidang energi dan lingkungan.
“Kami berharap kerja sama ini bisa menjadi langkah awal untuk program-program pengembangan sumber daya manusia, khususnya di bidang energi dan lingkungan,” ujarnya.
Muhammad Rokib, salah satu pengurus BADKO HMI Jateng-DIY, menambahkan tantangan dalam transisi energi.
“Transisi energi merupakan upaya untuk mencapai swasembada energi nasional yang bermuara pada penguatan ketahanan energi nasional. Keseimbangan antara penerapan teknologi baru dengan kemampuan ekonomi masyarakat menjadi tantangan serius,” katanya.
Pihak PT Pertamina RJBT IV mengapresiasi inisiatif audiensi ini dan menyambut baik masukan dari HMI. Mereka mengakui tantangan dalam menjaga ketahanan energi nasional, namun menegaskan komitmen dalam menciptakan program yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Memang banyak tantangan yang dihadapi bagaimana ketahanan energi nasional, tetapi sejauh ini kami telah berupaya menciptakan program yang mengedepankan kebermanfaatan kepada masyarakat, dan itu telah terbukti. Kami juga mengucapkan terima kasih banyak kepada HMI yang telah mau beraudiensi dengan PT Pertamina RJBT IV, terima kasih atas kritik dan saran yang membangun, semoga bersama-sama dapat membangun Jawa Tengah lebih maju,” ungkap perwakilan PT Pertamina RJBT IV.
Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi awal kolaborasi yang positif antara HMI dan Pertamina dalam membangun ketahanan energi nasional.
(red)