PATI – Unjuk rasa di Kota Pati, Jawa Tengah, pada Rabu (13/8) berubah menjadi kericuhan yang mengakibatkan puluhan orang terluka. Bentrokan antara massa dan aparat kepolisian menyebabkan setidaknya 34 orang mengalami luka-luka.
Kombes Artanto, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, menjelaskan bahwa korban berasal dari anggota kepolisian dan warga sipil.
“Rata-rata korban mengalami luka di kepala, lebam, dan memar akibat lemparan batu serta benda tumpul lainnya. Saat ini semuanya tengah mendapat perawatan medis di RSUD Soewondo Pati,” ujarnya saat ditemui di Pendopo Pati.
Kericuhan dipicu oleh tindakan anarkis beberapa kelompok massa yang melempari petugas dengan batu, botol air mineral, dan buah busuk. Polisi telah berupaya membubarkan massa secara persuasif, namun sebagian pengunjuk rasa menolak mematuhi instruksi.
“Kami terpaksa melakukan pendorongan dan memecah kerumunan untuk mencegah kerusuhan semakin meluas,” jelasnya.
Selain korban luka, polisi mengamankan 11 orang yang diduga menjadi provokator kericuhan. Insiden pembakaran mobil dinas Polri juga tengah diselidiki.
Situasi di Kota Pati dinyatakan kondusif pada pukul 15.30 WIB. Kombes Artanto menegaskan bahwa informasi mengenai adanya korban meninggal dunia tidak benar.
“Kami sudah mengonfirmasi bahwa hingga saat ini tidak ada korban jiwa. Semuanya dalam penanganan tim medis,” tegasnya.
Polda Jateng mengimbau masyarakat untuk menyampaikan aspirasi secara damai dan mematuhi aturan.
“Kami menghargai hak menyampaikan pendapat, tapi mari kita hindari tindakan anarkis yang merugikan semua pihak,” pungkasnya.
(red)