Gus Yasin dan Menpora Dito Buka Kejurnas Panahan Junior di Kudus

Kudus31 Dilihat

KUDUS – Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Panahan Junior MilkLife Archery Challenge resmi dibuka di Supersoccer Arena, Kabupaten Kudus, Sabtu (28/6).

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin), dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Ario Bimo Nandito Ariotedjo (Dito), hadir langsung untuk membuka perhelatan akbar yang diikuti 876 atlet dari 28 provinsi ini.

Kejurnas yang berlangsung dari 27 Juni hingga 5 Juli 2025 ini mencatatkan rekor sebagai kejurnas panahan junior terbesar sepanjang sejarah.

Kehadiran kategori kelompok umur (KU) 10 tahun untuk pertama kalinya menjadi sorotan.

Gus Yasin menekankan keseriusan pembinaan atlet muda panahan di Jawa Tengah, berharap kejurnas ini mampu meningkatkan prestasi atlet-atlet lokal.

“Ini menunjukkan keseriusan kita untuk panahan agar lebih masif lagi pembinaannya,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani), Arsjad Rasjid. Ia menyebut kejurnas ini sebagai yang terlengkap, membangun ekosistem pembinaan nasional yang kuat.

“Terlengkap dari segi kelompok umur, bahkan di bawah 10 tahun. Ini membangun ekosistem pembinaan nasional,” kata Arsjad.

Kejurnas ini juga menandai kembalinya Jawa Tengah sebagai tuan rumah setelah 29 tahun, dengan total 442 atlet di divisi Standar Nasional, 221 atlet di divisi Recurve, dan 213 atlet di divisi Compound.

Arsjad juga menambahkan adanya juara umum dengan piala dan uang pembinaan untuk pertama kalinya. Kisah inspiratif datang dari 11 atlet Papua Tengah yang menempuh perjalanan panjang, bahkan orang tua mereka menyusul menggunakan kapal laut.

Menpora Dito Ariotedjo mengapresiasi kolaborasi federasi dan swasta yang menghasilkan sejarah baru ini.

Ia menekankan pentingnya pembinaan dan pemerataan atlet muda untuk menghadapi ajang nasional dan internasional, mengingat prestasi panahan Indonesia di Olimpiade.

“Terima kasih didukung oleh federasi serta pihak swasta yang sangat besar cintanya kepada olahraga. Saya apresiasi juga kepada orang tua yang mengantar anak-anaknya untuk juga mencintai olahraga,” pujinya.

Lebih lanjut, Dito melihat kejurnas ini sebagai contoh nyata sport tourism, yang memberikan dampak positif bagi UMKM dan sektor perhotelan di Kudus.

Antusiasme atlet muda Jawa Tengah, Deeva Earlyta Arsyfa (KU 13) dan Hilma Adelya (KU 18), menunjukkan tekad kuat untuk meraih juara di hadapan pendukungnya sendiri.

“Harapannya nanti fokus, tembakannya bisa grouping dan lebih tenang,” ungkap Hilma.

Kejurnas Panahan Junior MilkLife Archery Challenge di Kudus bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga momentum penting dalam pengembangan olahraga panahan Indonesia. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *