KUDUS – Tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Kudus mendorong Satlantas Polres Kudus untuk berinovasi.
Bukan hanya sosialisasi biasa, mereka kini menggelar simulasi kecelakaan langsung kepada pelajar berbagai jenjang.
Ide ini muncul dari keprihatinan atas tingginya angka kecelakaan yang melibatkan usia produktif, termasuk pelajar.
“Kami berpikir keras bagaimana membuat program yang tidak hanya bersifat sosialisasi, tapi juga bisa menyentuh kesadaran secara nyata. Maka lahirlah ide simulasi dampak dari kelalaian berlalu lintas,” jelas Kasat Lantas Polres Kudus, IPTU Royke Noldy Radean.
Pelajar dari SD, SMP, hingga SMA menyaksikan langsung simulasi kecelakaan, mulai dari kecelakaan ringan hingga berat, termasuk proses penanganan korban.
“Kami ingin membangun kesadaran sejak dini, agar ketika nanti mereka berkendara, mereka lebih berhati-hati dan memahami risikonya. Visualisasi langsung seperti ini lebih membekas dibanding hanya teori,” ungkap dia.
Sebelumnya, Satlantas Kudus mengandalkan sosialisasi konvensional seperti Police Goes to School, namun dirasa kurang efektif.
“Puji Tuhan, Alhamdulillah, kami mendapatkan ide baru yang lebih bersifat edukatif dan menyentuh secara emosional. Harapan kami, angka kecelakaan bisa menurun secara signifikan,” tambahnya.
Data mencatat sekitar 400 kasus kecelakaan lalu lintas di Kudus sejak Januari hingga Mei 2025, sebagian besar melibatkan usia muda. Satlantas berkomitmen memperluas program ini ke masyarakat umum. Ke depan, mereka bahkan mempertimbangkan simulasi dengan kendaraan besar seperti truk.
“Keseluruhan budaya tertib lalu lintas di Kudus sudah cukup baik, tapi masih ada kelalaian-kelalaian yang perlu diantisipasi. Kami akan terus berinovasi demi keselamatan bersama,” pungkasnya.
(red)