Sego Jagung Rahtawu: Pengalaman Kuliner Unik di Ketinggian Gunung Muria

Kudus11 Dilihat

KUDUS – Pecinta kuliner tentu patut mencicipi nikmatnya sego jagung dengan menu khas kampung saat berkunjung ke desa wisata Rahtawu, Kecamatan Gebog. Menu ini tak hanya lezat di lidah, namun juga memanjakan suasana yang mengingatkan suasana rumah simbah tempo doeloe.

Menu legend itu bisa ditemui di warung makan Griyo Kakung yang ada di Dukuh Semliro, Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog. Atau tepat dibawah pos pendakian puncak 29.

Dari tampilan luar, bentuk rumah lawas dengan latar puncak Gunung Muria langsung memanjakan pengunjung yang datang.

Begitu pula saat memasuki ke dalamnya, berbagai ornamen yang mengingatkan rumah jadul menghiasi tiap sudut rumah tersebut.

Suasana nyaman itu akan bertambah dengan mencicipi beragam menu kuliner yang telah disediakan. Andalannya adalah sego jagung yang dipadukan dengan manas ati atau sambal lombok sayur atau sayur lompong.

Untuk lauknya, ada beragam yang dapat dipilih seperti ayam goreng atau ndas manyung. Bahkan yang cukup menarik adalah iwak kali yang sangat cocok dipadukan dengan sego jagung.

“Kami ingin menyajikan suasana legendaris ala kampung tempo dulu. Selain pilihan menunya, tempat makannya juga disetting sedemikian rupa agar semakin ngangenin,” ujar Agung

Dia menyebut, rumah yang digunakan untuk rumah makan itu memang rumah lawas. Peninggalan turun temurun dari kakeknya.

“Tiang saka dari kayu dan gebyok kayu bahkan sudah ratusan tahun. Karena saya mewarisi enam generasi dari simbah-simbah. Salah satu rumah tertua yang ada di dukuh Semliro,” ujar dia.

Untuk menunya sendiri, Agung menyebut sengaja memilih masakan kampung. Menu itu akan melengkapi wisatawan yang datang dan ingin merasakan suasana berbeda dari perkotaan.

“Jadi pas. Melepas penat dengan suasana sejuk Gunung Muria dan ketinggian Rahtawu. Makannya menu kampung yang jarang ada di kota. Bahkan bisa mengingatkan menu-menu tempo dulu yang sudah mulai jarang ada,” imbuh dia.

Menu andalannya adalah sego jagung. Ada yang murni jagung atau ada yang dicampur dengan nasi biasa sesuai selera pengunjung.

“Menu itu biasanya cocok disantap dengan sayur lompong atau manas ati (sayur lombok). Kalau mau dengan urap pun enak,” ujar dia.

Sementara untuk lauknya paling cocok dengan iwak kali yang merupakan khas Desa Rahtawu. Atau bisa juga dipadukan dengan Ndas Manyung dengan sensasi pedasnya.

“Harganya cukup terjangkau. Mulai dari Rp 25 ribu saja,” imbuh dia.

Sebagai hidangan penutup, Griyo Kakung juga telah menyiapkan gethuk nyimut untuk camilan serta kopi Muria yang telah melegenda dengan cita rasanya serta cocok diseruput di suasana yang sejuk.

“Buka setiap hari kecuali kamis. Mulai pukul 09.00 hingga 22.00. Selain wisatawan, para pendaki yang naik ke puncak 29 tentu cocok untuk mampir berburu kuliner. Kebetulan lokasinya masih satu jalur ke pos pendakian,” ujar dia.

Sementara itu, salah seorang pengunjung asal Kabupaten Jepara, Najwa mengaku senang dengan suasana Griyo Kakung. Selain masakannya yang enak, suasana lokasinya juga membuat nyaman.

“Kebetulan lagi jalan-jalan dan coba mampir, ternyata memang enak masakannya dan tempatnya. View puncak gunung juga terlihat membuat semakin betah,” ujarnya.

(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *