Penguatan Program BIPA sebagai Instrumen Diplomasi Lunak Indonesia Terus Didorong

Kudus50 Dilihat

KUDUS — Penguatan program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) terus didorong sebagai instrumen strategis diplomasi lunak Indonesia. Upaya tersebut mengemuka dalam diseminasi program diplomasi kebahasaan dan kesastraan yang diselenggarakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, di Hotel Griptha Kudus, Rabu (26/11).

Kepala Pusat Pemberdayaan Bahasa dan Sastra Badan Bahasa, Iwa Lukmana, menegaskan bahwa fokus kegiatan kebahasaan tahun ini diarahkan pada penguatan diplomasi bahasa dan sastra, termasuk pengembangan BIPA dan bidang penerjemahan.

“Program ini adalah bagian dari pertanggungjawaban publik atas penggunaan anggaran negara, sekaligus investasi jangka panjang bagi diplomasi budaya Indonesia,” ujarnya.

Iwa menambahkan bahwa pelaksanaan BIPA dilakukan secara kolaboratif dengan pengajar, penyelenggara program di dalam dan luar negeri, serta jaringan penerjemah.

“Transparansi dan dukungan publik dinilai penting agar dampak program semakin luas dan berkelanjutan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Iwa menyoroti keterlibatan generasi muda yang menunjukkan tren positif, dengan meningkatnya mahasiswa yang terlibat dalam aktivitas kebahasaan hingga menghasilkan karya tulis dan buku.

Anggota Komisi X DPR RI, Lestari Moerdijat, menilai perluasan jejaring BIPA akan memperbesar daya jangkau diplomasi bahasa Indonesia, terutama di kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik.

“Keberadaan mahasiswa asing yang belajar bahasa Indonesia di berbagai daerah menjadi indikator meningkatnya kebutuhan akan BIPA,” katanya.

Lestari juga menekankan pentingnya menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa akademik yang berwibawa.

“Penguatan BIPA diharapkan berjalan beriringan dengan pelestarian bahasa daerah di dalam negeri,” pungkasnya.

(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *