DEMAK – Di tengah gempuran modernisasi kendaraan, Ikatan Vespa Demak (IVADE) tetap eksis sebagai wadah bagi para pecinta skuter klasik sejak Juli 1997. Lebih dari dua dekade, IVADE menjadi ruang persaudaraan yang solid bagi anggotanya.
Ketua IVADE, Aan, menjelaskan bahwa komunitas ini berawal dari kesamaan hobi, namun berkembang menjadi wadah sosial yang bermanfaat luas.
“Awalnya hanya kumpul-kumpul penggemar Vespa. Tapi lama-lama, kami aktif juga di kegiatan sosial, seperti bakti sosial ke panti asuhan, membantu kaum dhuafa, hingga aksi kemanusiaan di tempat-tempat umum,” ujarnya, Minggu (28/9/2025).
Dengan sekitar 57 anggota dari berbagai latar belakang, IVADE menyatukan pekerja swasta, guru, polisi, hingga pensiunan.
“Bisa dibilang, yang menyatukan bukan profesi atau status, tapi rasa cinta pada Vespa dan keinginan untuk menjalin kebersamaan,” tambahnya.
Bagi anggota IVADE, Vespa bukan sekadar kendaraan, tetapi simbol kenangan, gaya hidup, dan media membangun persaudaraan.
“Ada banyak klub motor lain. Tapi keakraban yang terjalin di komunitas Vespa itu berbeda. Lebih hangat, lebih terasa kekeluargaan,” ungkap salah seorang anggota.
Touring menjadi agenda rutin IVADE, seringkali tanpa jadwal pasti.
“Sudah tidak terhitung berapa kali touring. Kadang kalau sedang ada waktu luang, ya langsung jalan saja, tidak harus menunggu momen libur panjang,” kata dia.
Di setiap perjalanan, Vespa menjadi saksi persaudaraan, menarik perhatian masyarakat dan menunjukkan pesan positif dari komunitas motor.
Aan menegaskan bahwa IVADE adalah ruang untuk berbagi, menanamkan solidaritas, dan meneguhkan persaudaraan.
“Kami ingin Vespa bukan hanya dinikmati pemiliknya, tapi juga memberi makna bagi masyarakat sekitar,” tegasnya.
IVADE tetap terbuka bagi siapa saja yang memiliki Vespa dan bersedia aktif dalam kegiatan. Di balik mesin klasik, semangat persaudaraan dan sosial terus mengalir, menjadikan IVADE bagian unik dari masyarakat Demak.
(red)