Pemkab Kudus Berupaya Menata Kembali PKL Colo

Kudus321 Dilihat

KUDUS – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus menegaskan komitmennya untuk menghidupkan kembali aktivitas perdagangan di Kawasan PKL Colo yang telah lama terbengkalai.

Meskipun sebagian besar kios di gedung tersebut tampak mangkrak, pemerintah menyatakan revitalisasi sedang berjalan dan konsep penataan wisata tengah disiapkan agar kawasan ini tidak lagi sepi.

Sekretaris Disbudpar Kudus, Agus Susanto, menjelaskan bahwa sejak 13 Oktober 2025, pihaknya mulai melakukan rehabilitasi kios di kawasan terminal. Sebanyak 20 unit kios sedang dikerjakan dengan anggaran Rp1,03 miliar. Progres pembangunan telah mencapai 28,47 persen dari rencana 26,87 persen.

“Ada deviasi positif sebesar 1,61 persen. Targetnya rampung dalam 75 hari,” paparnya.

Pembenahan ini disebut sebagai bagian dari skema pengembangan kawasan wisata Colo secara bertahap. Agus menilai bahwa masalah utama kawasan PKL bukan hanya pada bangunan, tetapi pada arah kunjungan wisatawan yang tidak diarahkan menuju lokasi terminal PKL.

“Kami sedang evaluasi jalur kunjungan wisata. Pergerakan wisatawan harus bersinggungan langsung dengan kawasan ekonomi warga, agar pedagang kembali mendapat manfaat,” jelasnya.

Sejak 2018, gedung Kawasan PKL Colo sudah ditinggalkan mayoritas pedagang. Dari total 150 kios yang dibangun dengan anggaran Rp 23 miliar, hanya enam pedagang di lantai tiga yang masih bertahan.

Pedagang menilai gagalnya akses pengunjung menyebabkan area tersebut mati perlahan. Bahkan pada lantai dua tidak ada satu pun pedagang yang berjualan saat ini.

Agus menanggapi keluhan terkait minimnya sosialisasi pembangunan kios baru. Ia menegaskan telah memanggil pedagang sebanyak dua kali untuk berdiskusi.

“Kalau ada yang bilang tidak tahu, kemungkinan tidak hadir saat undangan kami. Komunikasi tetap dibuka, dan kami siap menerima masukan,” tegasnya.

Meskipun kawasan lama mangkrak, pemerintah tetap membangun kios baru berukuran 3 x 2,75 meter.

Sebanyak 70 kios telah ditempati, dan rehabilitasi 20 kios tambahan kini sedang berjalan. Langkah ini disebut sebagai upaya penyelamatan ekonomi pedagang agar tidak sepenuhnya terputus dari aktivitas wisata.

Disbudpar Kudus juga mencermati usulan pedagang mengenai rencana pelebaran parkir bus yang pernah digagas era Bupati Tamzil. Menurut Agus, konsep transit wisata sangat memungkinkan diterapkan agar kawasan kembali menjadi titik keluar-masuk wisatawan.

“Potensinya masih ada. Colo pernah ramai dan bisa ramai kembali jika konsepnya tepat,” ujarnya.

Dengan penataan jalur kunjungan serta pengembangan fasilitas wisata yang terintegrasi, pihaknya berharap kawasan PKL Colo tak lagi menjadi bangunan mangkrak, melainkan pusat ekonomi warga yang kembali hidup.

(red)