Lestari Moerdijat: Mahasiswa Garda Depan dalam Menciptakan Kampus Aman

Kudus, Nasional109 Dilihat

KUDUS – Komisi X DPR RI menyoroti serius upaya menciptakan lingkungan perguruan tinggi yang aman, bebas dari kekerasan, dan mendukung kesejahteraan mahasiswa. Penegasan ini disampaikan dalam acara Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi yang berlangsung di sebuah kampus di Kudus, Rabu (26/11).

Lestari Moerdijat, Anggota Komisi X DPR RI sekaligus Wakil Ketua MPR RI, menyatakan bahwa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah menyiapkan berbagai regulasi untuk memperkuat perlindungan di lingkungan perguruan tinggi. Langkah-langkah ini meliputi pembentukan satuan tugas (satgas) hingga penerbitan aturan turunan di tingkat universitas.

“Saya gembira karena satgas sudah terbentuk, peraturan bahkan sudah diturunkan sampai pada peraturan rektor. Jadi permennya sudah memiliki turunan dan pelaksanaannya. Insyaallah bisa terlaksana dengan baik,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai garda terdepan dalam pencegahan kekerasan. Menurutnya, kampus yang aman hanya dapat terwujud jika seluruh elemen memahami pentingnya perlindungan dan mengambil peran aktif.

“Kehadiran mahasiswa menjadi audiens utama agar mereka memahami betul perannya. Menciptakan kampus aman tidak bisa dilakukan hanya oleh satu pihak,” tambahnya.

Lestari juga menyoroti kompleksitas masalah kekerasan yang seringkali terkait dengan masalah kesehatan mental. Data menunjukkan bahwa satu dari tiga anak muda mengalami gangguan kesehatan mental.

“Masalah ini sangat kompleks. Kekerasan yang muncul bisa jadi merupakan puncak gunung es dari persoalan yang dialami pelaku sebelumnya. Penyelesaiannya tidak cukup hanya dengan aturan, tetapi perlu intervensi yang menyeluruh,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Rektor III, Prof. Sugeng Slamet, mengungkapkan bahwa kampusnya telah menangani tiga kasus sepanjang tahun ini. Kasus-kasus tersebut meliputi mahasiswa yang terjerat pinjaman online, ancaman dari pacar yang membuat mahasiswa tidak nyaman, dan bullying terhadap mahasiswa berprestasi yang kurang bersosialisasi.

“Untuk kekerasan seksual, korban sering malu. Maka kami libatkan mahasiswa sebagai perantara. Lingkungan kampus harus memberi rasa aman,” pungkas Prof. Sugeng, menekankan pentingnya peran konselor teman sebaya dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman dan nyaman.

(red)