Gubernur Jateng Tak Gentar Hadapi Kritik Soal Rob Sayung, Fokus pada Solusi Jangka Pendek dan Panjang

SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menanggapi santai kritikan yang dialamatkan kepadanya terkait belum terselesaikannya masalah rob di Sayung, Kabupaten Demak. Ia menganggap kritikan tersebut sebagai motivasi untuk bekerja lebih giat.

“Saya dibully ndak papa. Itu seperti obat. Terpenting, saya tidak tinggal diam, kerja ikhlas dan lebih giat,” tegas Luthfi dalam forum Rembug Bareng Gubernur Bareng Pimpinan Media di Gedung Gradjika Bhakti Praja, Rabu (2/7/2025).

Luthfi mengakui bahwa kritikan dari masyarakat dan netizen mungkin muncul karena belum memahami kompleksitas masalah rob di Pantura dan upaya yang telah dilakukan Pemprov Jateng. Ia menjelaskan bahwa rob di Demak telah berlangsung lama, bahkan lebih dari 10 tahun, dan diperparah oleh penurunan tanah akibat penggunaan air permukaan yang masif.

Untuk mengatasi masalah ini, Luthfi telah menerapkan strategi penanganan terstruktur, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Solusi jangka panjang meliputi pembangunan giant sea wall atau tanggul laut, selaras dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk mengatasi rob di Pantura Jawa.

“Kementerian PU membangun mulai dari Jakarta, Pantai Utara jadi serangan rob. Saya tak tinggal diam, ikut mendorong percepatan. Tahun 2026 nanti (tanggul laut) fungsional,” jelasnya.

Selain tanggul laut, pembangunan dua kolam retensi besar di Terboyo (hampir 189 hektare, kapasitas 6 juta kubik air) dan Sriwulan (28 hektare, kapasitas lebih dari 1 juta kubik air) juga direncanakan untuk menampung luapan air di Demak dan Semarang.

Sementara itu, untuk penanganan jangka pendek, Pemprov Jateng telah mengerahkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk membantu warga terdampak. Dinas-dinas terkait seperti Pusdataru, PU Bina Marga, Pendidikan, dan Kesehatan, masing-masing menjalankan tugasnya sesuai bidang. Program Speling (Dokter Spesialis Keliling) juga dijalankan untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat.

“Setelah saya turun dan OPD juga mendampingi masyarakat apakah rob nya terus berhenti? Tidak! Itu alam. Tapi upaya penanganan terus dilakukan,” tandasnya.

Upaya lain yang dilakukan termasuk penanaman 1,5 juta pohon mangrove melalui program Mageri Segoro dan revisi Perda Air Tanah untuk mengurangi penurunan permukaan tanah yang mencapai 8-13 cm per tahun. Kerja sama dengan Undip untuk program desalinasi juga dilakukan untuk menyediakan air bersih di wilayah pesisir.

Semua upaya tersebut, menurut Luthfi, merupakan bukti komitmen Pemprov Jateng dalam menangani masalah rob secara komprehensif. (red)